
Kaligrafi arab yang lebih dikenal dengan sebutan kaligrafi islam karena keddukannya sebagai pusat dan puncak seni islam, pada awalnya merupakan sarana ilmu pengetahuan yang berubah menjadi aspek kesenian paling penting yang tumbuh dan berkembang keaneka gaya atau aliran yang tidak pernah dicapai tulisan tulisan lainnya.
Sebelum agama islam datang, masyarakat arab menggunakan khat kuno yang berkembang dijaman Nabi SAW menjadi kaligrafi lembut (mudawwar wa muqawwar) dan kaku (mabsut wa mustaqim) dengan nama nama hejazi, makki atau madani sesuai nama nama tempat kaligrafi berada. Setelah iraq ditaklukan, orang orang kufah memodifikasi tulisan kaku menjadi khat kufi.
Pertumbuhan lebih gemuruh dimulai dari zaman umayah dan abbasiyah dengan ditemukannya Al-Aqlam al-sittah atau tulisan enam yang lembut yaitu : Sulus, Naskhi, Muhaqqaq, Rayhani, Riqa dan Tauqi. Tulisan lembut selain yang enam adalah: Tumar, jalil, nisf, sulusain, gubar, ta'liq, nasta'liq, diwani dan masih banyak lagi. Ibnu Muqlah datang membuat rumusan-rumusan tulisan yang disebut al-khat al-mansub (kaligrafi berstandar) yang disempurnakan oleh ibnu bawab dan yakut al-musta'simi.
Sejak itu kaligrafi berkembang menjadi lebih dari 400 aliran dan nama yang akhirnya menciut menjadi beberapa gaya yang kita lihat sekarang.
No comments:
Post a Comment